oleh Aris Santoso (Pengamat Militer)
Lanud (Pangkalan Udara) Iswahyudi di Maospati, Madiun, bisa disebut sebagai lanud paling strategis di Tanah Air, karena sejak lama dijadikan home base bagi pesawat tempur paling canggih, sejak dekade 1960-an, sampai saat ini. Beberapa skadron yang pernah berpangkalan di lanud ini antara lain, pesawat tempur dari keluarga Mig, F-5E Tiger, dan F-16 Fighting Falcon.
Lapangan Udara Iswahyudi




Sumber foto : MiG, F-5E Tiger, F-16 Fighting Falcon
Pendeknya, setiap pesawat tempur tercanggih pada eranya selalu berpangkalan di Lanud Iswahyudi.
Karena posisi seperti itulah, kecil kemungkinan bakal terjadi komersialisasi Lanud Iswahyudi, seperti sudah terjadi di tempat lain. Seperti Lanud Abdulrachman Saleh (Malang) atau Halim Perdanakusumah (Jakarta), yang sejak lama sudah “merangkap” sebagai bandara umum.
Lanud Halim sebenarnya kurang layak untuk bandara umum, karena bandara itu cukup sibuk untuk kegiatan internal TNI AU sendiri. Namun tampaknya ada pertimbangan lain, yakni sebagai ruang fund raising bagi TNI AU secara kelembagaan.
Sampai sekarang lanud yang tepatnya terletak di Kabupaten Magetan tersebut, merupakan satu-satunya lanud skala besar yang belum “bertugas rangkap” sebagai bandara umum. Kondisi ini harus dipertahankan, berdasarkan pertimbangan strategis dan faktor kerahasiaan.
Selain itu juga berdasar kenyataan, sumbangan matra udara bagi pembangunan infrastruktur perhubungan udara, khususnya bagi pengembangan sektor wisata, bukan main besarnya.
Dengan kata lain, sejatinya sektor pariwisata sangat tergantung pada keberadaan lanud di seluruh penjuru tanah air. Coba bayangkan, dengan berbagai alasan misalnya, suatu saat tiba-tiba pimpinan TNI AU “ngambek”, dan menutup lanudnya bagi lalu lintas penerbangan sipil, tentu sektor wisata bisa terganggu.
Salah satu fenomena menarik terjadi Lanud Wirasaba, di Purbalingga. Lanud ini termasuk tipe C, artinya tidak ada skadron pesawat yang berpangkalan di situ, dan landasannya relatif pendek. Kini ada perkembangan menarik, Lanud Wirasaba tengah bersiap menjadi bandara umum dengan nama Bandara Jenderal Besar Soedirman, dan landasannya sudah diperpanjang, sesuai spesifikasi bandara umum.
Penamaan bandara ini menarik, karena mengambil nama tokoh militer di luar kalangan TNI AU, yakni Jenderal (Besar) Soedirman. Memang ada Bandara Ahmad Yani di Semarang, namun Bandara Ahmad Yani berdampingan dengan pangkalan skuadron helikopter di bawah Dinas Penerbangan TNI AD. Jadi secara organik memang di bawah pihak TNI AD.
Saya kira pertimbangannya adalah, bahwa Jenderal Soedirman adalah Panglima Besar bagi segala matra (termasuk udara), yang kebetulan lahir di Purbalingga. Rencananya pada lebaran tahun ini, Bandara JB Soedirman, sudah bisa melayani penerbangan sipil.


Lanud Wirasaba berubah menjadi Lanud Jenderal Soedirman
Sumber foto : republika.co.id & radarbanyumas.co.id
Leave A Comment